Hatiku pun rebah pada baitan aksara…
Dimana dia mencoba menyimpul detakan resah..
Tempat menuang ribuan kisah…
Dalam renung, antara hati dengan hati…
Sekumpulan bahasa, yang mungkin hanya aku yang tahu…
Sebab, memang tak jadi keharusan, untuk dimengerti …
Lalu hatiku terpuasi oleh luapan…
Engkau tertawa,
aku juga…
Engkau menertawai kegilaanku…
Aku menertawai, tertawamu…
Sebab aku yakin engkau tak akan pernah tahu dengan persis
Apa yang membuatmu mentertawaiku…